Subandy menyatakan
bahwa budaya populer adalah budaya yang berasal dari “rakyat”. Melalui pendekatan
yang beranggapan bahwa budaya populer adalah sesuatu yang diterapkan pada “rakyat”
dari atas. Budaya populer adalah budaya otentik “rakyat”. Budaya populer seperti halnya budaya daerah
merupakan dari rakyat untuk rakyat. Kebudayaan populer dipandang sebagai makna
dan paktik yang dihasilkan oleh audiens populer pada saat konsumsi dan studi
tentang kebudayaan populer terpusat pada bagaimana dia digunakan. Argumen argumen
ini menunjukkan adanya pengulangan pertanyaan tradisional tentang bagaimana
industri kebudayaan memalingkan orang pada komoditas yang mengabdi pada
kepentingannya dan lebih suka mengeksplorasi bagaimana orang mengalihkan produk
industri menjadi kebudayaan populer yang mengabdi kepada kepentingannya. (
Chris Barker, 2004)
popular culture atau sering disebut budaya populer mendapat tempat dalam kehidupan manusia Indonesia. Dominic Strinati mendefinisikan budaya pop sebagai "lokasi pertarungan, dimana banyak dari makna ini ( pertarungan kekuasaan atas makna yang terbentuk dan beredar di masyarakat) ditentukan dan diperdebatkan.
(Bing Bedjo Tanudjaja. 2007. Pengaruh media komunikasi massa terhadap popular culture dalam kajian budaya. Vol 9, No. 2 )
popular culture atau sering disebut budaya populer mendapat tempat dalam kehidupan manusia Indonesia. Dominic Strinati mendefinisikan budaya pop sebagai "lokasi pertarungan, dimana banyak dari makna ini ( pertarungan kekuasaan atas makna yang terbentuk dan beredar di masyarakat) ditentukan dan diperdebatkan.
(Bing Bedjo Tanudjaja. 2007. Pengaruh media komunikasi massa terhadap popular culture dalam kajian budaya. Vol 9, No. 2 )
Komentar
Posting Komentar